Pages

Tuesday, November 13, 2012

Sang Kerbau, Sang buaya dan Sang Kancil

         Pada suatu hari seekor buaya yang sedang berjemur ditebing sungai dengan tiba-tiba telah terhimpit ditimpa batang pokok yang tumbang. Ia pun merintih dan meraung meminta pertolongan. Raungannya itu didengari oleh seekor kerbau yang sedang makan rumput ditebing sungai itu. Sang kerbau pun datang membantu sibuaya dengan penuh ikhlas dan penuh rasa kasihan. Setelah batang pokok itu diangkat keatas oleh sang kerbau, sang buaya pun terlepas dari himpitan dan dengan tiba-tiba ia terus menggigit kaki sang kerbau. Sang kerbau pun meraung meminta pertolongan dan merayu kepada sang buaya supaya beliau bersikap adil supaya tidak membahamnya kerena beliau telah pun membuat jasa. Pada masa yang sama ternampaklah mereka akan sebuah tudung saji buruk yang hanyut dibawa arus. Lalu mereka bertanyalah kepada tudung saji itu tentang samaada patutkah sikap sang buaya bersikap sedemikian. Tudung saji menjawab sang buaya memang patut berbuat sedemikian kerena berdasarkan pengalamannya dia telah dibuang kesungai oleh tuannya apabila keadaannya telah buruk dan telah digantikan dengan tudung saji yang baru. Semasa beliau masih baru dan cantik mereka meletakkan beliau ditempat-tempat yang mulia. Dia digunakan beberapa lama sehingga ia menjadi buruk dan rosak kemudiannya dibuang begitu sahaja. Bakti beliau untuk melindunigi makanan selama ini tidak lagi menjadi perhitungan oleh tuannya untuk mereka disimpan atau dimuliakan lagi. Oleh itu dia berpendapat adalah adil bagi sang buaya memakan sang kerbau kerena jasa atau budi lama yang lalu sememangnya selalu tidak perlu diambil kira. Tudung saji itu pun terus hanyut. Seketika kelihatan pula tikar buruk yang hanyut terapung dipermukaan air sungai itu. Lalu mereka pun bertanya seperti apa yang ditanyakan kepada tudung saji tadi. Tikar buruk itu menjawab dengan jawaban yang serupa seperti yang dijawab oleh tudung saji tadi dan dia pun terus hanyut meninggalkan mereka. Sang buaya pun berpuas hati dan mula menarik kerbau itu kedalam air. Tetapi entah macam mana sang kancil telah melewati ditempat kejadian itu dan sang kerbau pun meraung meminta pertolongan. Sebagai memenuhi permintaan sang kerbau untuk mendapatkan keadilan, sang kancil pun memohon pada sang buaya untuk melakunkan kembali kejadian itu dari mula. Sang buaya bersetuju dan batang pokok tadi pun diletakkan kembali diatas belakangnya. Sang kancil pun meminta sang kerbau berlalu dari situ dan sang buaya pun ditinggalkan mereka dalam keadaannya kesakitan dihimpit oleh batang pokok seperti keadaan mula-mula tadi. Sambil berjalan sebelum berpisah, sang kancil berpesan pada sang kerbau supaya dilain masa berhati-hati jika hendak memberi pertolongan.

Apa yang kita dapat dari  cerita ini adalah pengajaran mengenai beberapa perkara seperti berikut:-

•Jika kita hendak berbuat baik atau memberi pertolongan hendaklah kita kenal kepada orang yang kita beri pertolongan. Jangan terjadi seperti peribahasa " Bagai melepaskan anjing tersepit"

•Jika kita meminta nasihat atau pendapat mestilah kita berhati-hati dan memilih dari siapa yang kita memohon nasihat itu. Jangan dari orang yang sedang dalam emosi

•Jika kita dalam keadaan beremosi elakkan dari kita memberi nasihat kepada orang lain, kerena berkemungkinan nasihat kita itu tidak difikirkan dengan baik dan jujur dan boleh bercampur aduk dengan nafsu atau emosi kita ketika itu.

•Kita juga perlu hormat dan selalu mengenang budi orang yang telah berjasa kepada kita

•Sikap ego kita boleh membawa kita menjadi bodoh dan tertipu terutama oleh nafsu kita sendiri

•Jangan putus asa meminta nasihat dari berbagai pihak jika kita berada dalam kesusahan

•Jasa orang hendaklah selalu kita kenang dan jangan mudah lupa pada orang lama sebelum kita.

Serigala dan Tujuh Ekor Anak Kambing

          Pada zaman dahulu,seekor ibu kambing telah melahirkan tujuh ekor anak.Pada suatu hari,ibu kambing hendak keluar mencari makanan.Ibu kambing memberitahu kepada anak anaknya,"Serigala sangat licik,jadi apabila kamu semua mendengar suara dan melihat empat kuku hitamnya,jangan buka pintu."

          Serigala berasa begitu gembira setelah melihat ibu kambing meninggalkan rumahnya.Ia pun mengetuk pintu dengan kuat,"Cepat buka pintu,ibu sudah balik!"Tetapi anak anak kambing berkata,"Ini bukan suara ibu,suara ibu sangat lembut dan halus."
 
          Serigala tidak putus asa.Ia membeli kapur dan memakannya. Hasilnya,suara telah menjadi lembut.Kemudian ia pergi mengetuk pintu rumah kambing."Cepat buka pintu,ibu sudah balik dan membawa banyak makanan yang enak!"
Walaupun suara serigala telah menjadi lembut,tetapi anak anak kambing telah melihat kuku hitam dan tajam itu,lalu berkata,"Kamu bukan ibu kami.Kamu adalah serigala kerana kamu ada kuku yang hitam lagi tajam."
 
             Serigala mencari tuan kilang penggilaing dan memaksanya membuatkan kuku hitam menjadi putih.Serigala sekali lagi mengetuk pintu rumah kambing.Anak anak kambing melihat kuku putih itu dan menyangkakan ibu mereka telah balik.
 
           Setelah anak anak kambing membukakan pintu,serigala terus menelan  enam ekor anak kambing sekali gus.Seekor anak kambing yang terselamat sempat bersembunyi di bawah kotak jam.Setelah kenyang,serigala tertidur di bawah sepohon pokok.
 
           Apabila ibu kambing balik,ia melihat keadaan rumah yang kucar kacir itu.Ia terus mencari anak anaknya.Akhirnya ia menjumpai anak kambing yang bersembunyi di bawah kotak jam.
Anak kambing yang terselamat itu memberitahu ibunya perkara yang telah terjadi.Ibu kambing berasa begitu sedih dan berkata,"Serigala sudah kekenyangan,mesti ia tidak pergi jauh dari sini.Kita pergi carinya sekarang juga!"
 
           Akhirnya ibu kambing dan anaknya menjumpai serigala yang sedang tidur di bawah pokok.Ada sesuatu yang bergerak di dalam perut serigala.Jadi ibu kambing pun menyuruh anaknya balik ke rumah mengambil gunting dan jarum.
 
           Ibu kambing terus membelah perut serigala dengan gunting.Ia berjaya menyelamatkan keenam enam ekor anaknya.Anak anak kambing tidak mengalami sebarang kecederaan.Ini kerana serigala hanya menelan dan tidak mengunyah mereka.Apabila ibu kambing melihat anak anaknya masih hidup,ia berasa begitu gembira.
           Ibu kambing menyuruh anak anak mencari batu batu untuk diisi ke dalam perut serigala.Setelah memasukkan batu batu sehingga penuh,ibu kambing menjahit semula perut serigala.Setela serigala terjaga,ia merasa kekenyangan dan berasa sangat dahaga.
 
           Serigala berjalan ke tebing sungai.Ia tidak boleh berjalan cepat kerana perutnya berat.Ia masih tidak menyedari bahawa perutnya telah diisi penuh dengan batu.
 
           Oleh kerana perutnya terlalu berat,ketika serigala membongkok untuk meminum air,ia telah terjatuh ke dalam sungai dan mati lemas.Ibu kambing dan anak anaknya berasa begitu gembira apabila melihat serigala telah mati lemas.
 
 
 

Sunday, October 21, 2012

Kisah Tentang Pelangi



KISAH TENTANG PELANGI

Dahulu kala, warna-warna yang ada di Bumi bertengkar. Semua mengklaim dirinya yang paling bagus dan paling berguna. Si Hijau mengatakan, “Akulah yang terpenting. Aku simbol kehidupan dan pengharapan. Aku dipilih oleh padi, rerumputan dan pepohonan. tanpa diriku, semua makhluk akan mati.”

Si Biru menimpali, “Jangan hanya berpikir tentang Bumi. Lihatlah birunya langit dan lautan luas. Air sumber kehidupan, langit memberi ruang dan kedamaian.”

Si Kuning menyela, “Ah, kalian terlalu serius. Aku membawa kegembiraan dan kehangatan di dunia. Matahari berwarna kuning, juga Bulan. Tanpa kehadiranku tak ada kegembiraan.”

Si Jingga tak mau kalah, “Aku simbol kesehatan dan kekuatan. Buktinya, aku dipercaya melayani kebutuhan manusia, membawa vitamin-vitamin penting bagi kehidupan. Coba lihat aku pada wortel, labu, jeruk dan pepaya.”

“Aku darah kehidupan! Lambang keberanian dan cinta. Tanpaku, Bumi akan kosong melompong,” sela si Merah. Sementara si Ungu teriak, “Aku adalah warna aristokrat dan kekuatan. Para raja dan pemimpin selalu memilih warnaku untuk pakaian dan aksesoris mereka.”

Pertengkaran semakin seru. Masing-masing tidak mau mengalah. Tiba-tiba muncul kilat dan gelegar suara petir, disertai hujan deras. Tanpa dikomando warna-warna itu merunduk ketakutan, lalu saling mendekat mencari perlindungan.

Sang Hujan berkata, “Hei, warna-warna bodoh! Jangan bertengkar! Ketahuilah, masing-masing kalian diciptakan untuk tujuan khusus, unik, dan berbeda satu sama lain. Kemarilah, saling bergandeng tangan. Warna-warna itu melakukan apa yang dikatakan sang Hujan. “Mulai sekarang setiap kali turun hujan, masing-masing kalian akan terentang di udara dalam satu pelangi yang indah, sebagai peringatan bahwa kalian harus hidup bersama dalam damai.